Skip to main content

KRONOLOGIS, Hikayat Honggo Di Tuban Petro Berakhir

Ilustrasi Pertambangan
Jakarta, Pilarke7 -- Terhitung sejak tanggal, 26 Maret 2013 lalu, pemerintah menyatakan telah sepenuhnya menguasai TPPI ( PT Trans Pacific Petrochemical Indotama ) milik Honggo Wendratno melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan PT Pertamina. Tepat pada hari itu adalah batas akhir bagi Honggo sebagai penjamin pribadi untuk melunasi pembayaran Multi-year bond (MYB) seri VII kepada PPA sebesar Rp 734 miliar. 

Demikian hal tersebut merupakan seri dari total utang yang diawal penerbitannya pada tahun 2004 bernilai Rp 3,26 triliun., dan setelah dicicl kisarannya hanya tersisa Rp 2,83 Triliun. 

Adapun ini bermula dari restrukturisasi Badan Penyehatan Perbankkan Nasional terhadap kredit macet senilai Rp 4,2 Triliun di Bank Pelita dan Bank Istimarat, Honggo kini kehilangan PT Tuban Petro Industries yang ia jaminkan pada tahun 2012. 

Status ( Selesai )
- PT Tuban Petro Industries diambil alih oleh pemerintah.

Kronologisnya:

27 Aug 2012
Multi-Year Bond Seri VII Jatuh Tempo

Multi-year bond (MYB) seri VII senilai Rp 734 miliar jatuh tempo pada tanggal 27 Agustus 2012 dan hanya dibayar 61,14 miliar.

27 Sep 2012
PPA Terbitkan Notice of Default ke Tuban Petro

PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) menerbitkan notice of default kepada PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro) terkait pembayaran Multi Years Bond (MYB) seri VII kepada PPA atau Menteri Keuangan.

30 Sep 2012
Nilai Aset Non kas TPPI Per 30 September 2012

Hanya US$ 899 juta atau tidak dapat menutupi liabilitasnya US$ 1,8 miliar. Kilang TPPI beroperasi komersial sejak 2006. Namun, karena menghadapi berbagai masalah termasuk keuangan, kilang berhenti operasi sejak Desember 2011.

27 Nov 2012
Tuban Petro Memiliki Utang Pokok

Tuban Petro memiliki utang pokok, bunga, dan denda kepada seluruh kreditur yang berjumlah 362 senilai Rp 17,88 triliun yang terdiri dari kreditur separatis Rp 9,746 triliun dan kreditur konkuren Rp 8,135 triliun.

22 Mar 2013
PPA Akan Ambil Alih Aset Tuban Petro

PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) bersiap mengambil 70% saham PT Tuban Petrochemicals Industries apabila Tuban Petro gagal membayar utang jatuh tempo senilai Rp 2,83 triliun sebelum 26 Maret 2013.

24 Mar 2013
PPA Bersiap Eksekusi Aset Tuban Petro

PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) bersiap memiliki kilang pengolahan minyak milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama di Tuban, Jatim.

27 Mar 2013
Nasib Utang Tuban Petro ke Pemerintah Tak Jelas

Sampai saat ini piutang pemerintah ke PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro) selaku pemegang saham PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sekitar Rp 2,8 triliun tak kunjung jelas.

Comments

Popular posts from this blog

Kronologi Kasus Hambalang

Foto: Istimewa Video “Mesum” Wikasalim Sudah Ditonton Ratusan Ribu Kali Pemindahan Proyek Kemenpora Proyek di Ditjen Olahraga Kemendikbud dipindahkan di Kemenpora. Lalu dilaksanakan pengurusan sertifikat tanah Hambalang tapi tidak selesai. 2004-07-29 Pembebasan Tanah Dilakukan pembayaran para penggarap lahan di lokasi tersebut dan sudah dibangun masjid, asrama, lapangan sepakbola dan pagar. 2005-02-14 Studi Geologi Datang studi geologi oleh konsultan pekerjaan di lokasi Hambalang. 2006-03-16 Penganggaran Maket dan Masterplan Dianggarkan pembuatan maket dan masterplan. Dari rencana awalnya pusat peningkatan olahraga nasional, menjadi pusat untuk atlet nasional dan atlet elite. 2007-08-18 Pengusulan Perubahan Nama Diusulkan perubahan nama dari Pusat Pendidikan Pelatihan Olahraga Nasional menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional. 2009-05-12 Pertemuan di Kawasan Casablanca "Nazar, Anas, Dudung Puw...

Keanehan Dibalik Mundurnya Karen Dari PT Pertamina

Karen (Kiri)  Jakarta, Pilarke7 -- Direktur utama PT Pertamina Karen Agustiawan mengajukan pengundurkan diri jabatannya pada Menteri BUMN Dahlan Iskan . Disebutkan Dahlan, alasan pengunduran diri tersebut, karena Karen ingin mengajar di Harvard, Amerika Serikat. Ekonom Faisal Basri menilai keputusan yang diambil oleh Karen, tidak wajar. Sebab, alasan mengajar dianggap tidak logis, bahkan menurutnya, ada sesuatu yang membuat Karen tidak betah memimpin perusahaan plat merah tersebut. "Saya enggak tahu sama sekali berdasar informasi dari anda agak ganjil kalau alasannya ngajar. Jadi ada sesuatu yang terjadi yang dia enggak tahan lagi," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Senin (18/8). Tetapi menurut dia, jika pengunduran diri tersebut dihubungkan karena perseteruan Pertamina dan PLN , itupun sangat tidak mungkin. Karena, kedua perusahaan BUMN tersebut sangat besar memberikan kontribusi terhadap negara. "Pelaku-pelaku aditif ...