![]() |
Ilustrasi |
Jakarta, Pilarke7 -- Ridwan Roy Tutupoho dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengatakan, syarat calon mahasiswa diterima masuk kampus negeri tidak cuma memiliki nilai rapor baik. Untuk bisa lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, nilai Ujian Nasionalnya juga harus bagus.
"Memang SNMPTN dilihat dari statistik nilai siswa kelas 10 sampai 12. Tapi ini saja tidak cukup karena akan dilihat juga nilai UN yang menjadi variabel diterima di perguruan tinggi negeri,"kata Ridwan dalam diskusi terbuka bertema "Cara Cerdas Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi". Acara ini diikuti oleh siswa SMA dan orang tua murid, berlangsung di Perpustakaan Nasional,
Menurut Ridwan, mereka yang masuk PTN dengan menghalalkan segala cara akan rugi sendiri. Salah satu kesulitan yang dihadapi, kata dia, kelak saat kuliah mereka terbentur oleh berbagai kesulitan terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Jika ada sekolah diketahui melakukan kecurangan dengan mengatrol rapor muridnya, kata Ridwan, sekolah tersebut di-blacklist selama tiga tahun.
Penjelasan Ridwan menanggapi pertanyaan peserta diskusi. Materi pertanyaan seputar masuk perguruan tinggi. Salah satu orang tua murid menanyakan bagaimana memilih program studi. "Memilih program studi untuk SNMPTN, apakah pilihan satu dan dua harus dari universitas yang sama atau boleh berbeda," tanya orang tua murid tersebut.
Peserta lain, seorang mahasiswa yang mengaku mewakili adiknya, "Apakah adil jika SNMPTN dilihat dari rapor saja? Bisa jadi sekolah menaikkan nilai rapor siswa-siswanya demi SNMPTN." tanya Lulu, nama mahsiswa tersebut.
Lebih lanjut Ridwan menjelaskan, bagi calon mahasiswa sebaiknya tidak memaksakan diri masuk perguruan tinggi negeri dengan cara curang. Guru dan orang tua yang membantu anak didiknya melakukan kecurangan dalam masuk kampus negeri segeralah insyaf. Sebab, beberapa survei membuktikan banyak anak yang tidak sanggup meneruskan kuliah saat di PTN. Setelah diteliti, ternyata rekam jejak prestasinya memang tidak menonjol.
Pembicara lain, psikolog Ratih Ibrahim, memaparkan cara memilih program studi. Ratif menanggapi seorang yang bertanya, “Bagaimana kalau saya memilih program stusi Sastra Rusia tapi belum mengerti apa-apa tentang Rusia. Lalu nanti saya bisa kerja apa?”.
Menurut Ratih, pilihan program stusi harus ada dasarnya. Salah satu dasar itu adalah senang atau suka terhadap program studi. “Karena kamu gemar dengan sastra Rusia saya yakin kamu belajar akan lebih baik daripada yang lain. Kamu ini kuliah, kamu nanti jadi tahu," kata Ratih.
Dia menambahkan, soal setelah lulus kuliah lalu kerja apa? "Jangan bingung, lulus dengan nilai tinggi lalu kuliah lagi di luar negeri. Kamu juga bisa kerja di Kementerian Luar Negeri. Banyak tempat bekerja bagi orang-orang yang cerdas."
Sumber: Tempo
Comments
Post a Comment
Kirimkan Komentar Kritikan dan Saran Anda.