Jakarta, Pilarke7 -- Empat puluh tahun silam ia berpaling ke negeri Paman Sam dimana ia dilahirkan. Cindy Adams begitulah jurnalis Amerika Serikat itu dikenal di kalangan masyarakat dunia. Dialah yang menuliskan otobiografi Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno.
"Si Penyambung Lidah" merupakan kutipan sebuah pernyataan yang merujuk pada nama Cindy Adams sebab telah berhasil meruntut dan merangkai kata-demi kata menjadi sebuah sejarah.
Namanya kembali dijadikan liputan utama dalam kolom opini sebuah majalah media Swasta dengan kalimat pertama "Setelah 40 tahun berlalu, penulis otobiografi Sukarno, Cindy Adams, kembali ke Indonesia." Cindy disebut-sebut sebagai Multi-Wajah Sukarno. Sebagaimana Judulnya menyatakan "Cindy, Misteri 'Paragraf Setan', dan Tuduhan CIA."
Kedatangannya memang membawa misteri setelah terakhir ia datang ke Jakarta pada 1983.Tiap kali datang, ia selalu terkenang Sukarno. Ia saksi tahun-tahun menjelang kejatuhan Sukarno. Ia saksi bagaimana Sukarno di Senayan berpidato menyerukan yel-yel "Ganyang Malaysia, Ganyang Amerika".
Ia saksi bagaimana Sukarno pada usia tuanya di Istana kadang seperti anak kecil, manja, dan suka main tebak-tebakan. Umurnya kini 89 tahun. Masih terlihat sehat. Betapapun kerut-merut mewarnai parasnya, ia masih tampak begitu muda untuk perempuan seusianya.
Sebuah karyanya berupa buku legendaris Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia).Buku tersebut terbukti sangat populer. Membentuk citra Sukarno sampai hari ini. Sukarno yang pencinta wanita, Sukarno yang marhaen, Sukarno yang penuh selera tinggi pada kesenian, seorang sukarno yang penuh warna.
Sebuah paragraf yang disebut-sebut sebagai paragraf setan tentang pernyataan Bung Karno dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1980 berbunyi:
"Tidak ada orang yang berteriak "Kami menghendaki Bung Hatta". Aku tidak memerlukannya. Sama seperti juga aku tidak memerlukan Syahrir yang menolak untuk memperlihatkan diri di saat pembacaan Proklamasi. Sebenarnya aku dapat melakukannya seorang diri, dan memang aku melakukannya sendirian. Didalam dua hari yang memecahkan urat syaraf itu maka peranan Hatta dalam sejarah tidak ada".
Pernyataan dalam buku Cindy tersebut di atas dijawab sebab dianggap penuh dengan kontroversi, sebuah buku Tales of A Revolution mempertanyakan uraian sukarno seputar Sumpah pemuda. Dalam buku Cindy, Sukarno seolah-olah melukiskan diri memiliki peran yang sangat penting dalam Sumpah Pemuda. Ia ikut merumuskan Sumpah Pemuda.
Menurut Abu Hanifah, peran Sukarno tidak sebesar itu. Hanifah menulis, tatkalah Sukarno berada di sana, Sumpah Pemuda telah dinyatakan dan lagu Indonesia Raya telah diperdengarkan. Tidak ada bukti Sukarno berada di tengah-tengah gelanggang.
KRONOLOGI
21 Aug 1980
Buku Bung Karno: Penyambung Lida Rakyat Indonesia Diterbitkan
Sebuah karyanya berupa buku legendaris Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams (Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia).Buku tersebut terbukti sangat populer. Membentuk citra Sukarno sampai hari ini.
08 Oct 1980
Abu Hanifah Menjawab Buku Cindy Adams
Pernyataan dalam buku Cindy tentang Bung Karno, dijawab sebab dianggap penuh dengan kontroversi, sebuah buku Tales of A Revolution mempertanyakan uraian sukarno seputar Sumpah pemuda.
18 Jan 1983
Cindy Adam datang ke Jakarta pada 1983
ia datang ke Jakarta pada 1983.Tiap kali datang, ia selalu terkenang Sukarno. Ia saksi tahun-tahun menjelang kejatuhan Sukarno. Ia saksi bagaimana Sukarno di Senayan berpidato menyerukan yel-yel "Ganyang Malaysia, Ganyang Amerika".
15 Jul 2009
Buku Cindy Sebernnya sudah Terjawab pasca peristiwa 1 Oktober 1965
Kalau kita membaca pidato Nawaksara dan Pelengkap Nawaksara yang disampaikannya kepada MPRS pasca peristiwa 1 Oktober 1965, sebenarnya isinya sudah menjawab persoalan.
Comments
Post a Comment
Kirimkan Komentar Kritikan dan Saran Anda.